Monday, September 29, 2014

Etika Profesi Akuntansi

1.      Jelaskan etika sebagai tujuan
a.       Pengertian etika
Kata etik atau etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki individu atau kelompok untuk menilai apakah suatu tindakan bernialai salah atau benar, buruk atau baik. Pendapat lain mengenai etik, antara lain:
·   Drs. O. P. Simorangkir : etika/etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
·     Drs. H. Burhanudin Slam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
·    Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
·     Suseno (1987) : etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral

b.      Prinsip etika
Prinsip etika profesi adalah sebagai berikut:
·         Prinsip Tanggung jawab
·         Prinsip otonomi
·         Prisnisp keadilan
·         Prisnip integritas moral

c.       Basis teori etika
Berikut ini adalah beberapa teori etika:
1)      Egoisme
[akan dijelaskan dipoint selanjutnya]

2)      Utilitarianisme
The greatest happiness of the greatesr number adalah dasar teori ini yaitu suatu tindakan dikatakan baik apabila membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat. Teori utilitarianisme ini memiliki paham:
·    Ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut apakah memberikan manfaat atauu tidak.
·  Parameter penting dalam mengukur akibat dari suatu tindakan adalah jumlah kebahagiaan dan jumlah ketidakbahagiaan.
·      Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.

3)      Deontologi
Berbeda dengan paham egoisme dan paham utilitariansime yang menilai etis atau tidaknya suatu tindakan, paham deontology menyatakan bahwa etis atau tidaknya suatu tindakan tidak berkaitan dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Kewajiban moral harus dilaksanankan untuk kewajiban itu sendiri, bukan untuk memperoleh kebahagiaan.

4)      Teori Hak
Suatu tindakan dianggap baik jika tindakan tersebut sesuai dengan HAM. Teroti hak merupakan aspek dari teori deontology karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Hak seseorang merupakan kewajiban bagi orang lain untuk menyediakan hak tersebut. Teori hak diasumsikan bahwa setiap manusia mempunyai martabat yang sama.
·     Hak hukum (legal right) adalah hak yang didasarkan atas sistem hukum Negara dan Undang-Undang Dasar Negara yang bersangkutan.
·   Hak moral atau kemanusiaan (moral human right) berkaitan dengan kepentingan individu selama tidak melanggar hak-hak orang lain.
· Hak kontraktual (contractual right) mengikat individu yang membuat kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban tiap kontrak.

5)      Teori Keutamaan
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etik dan mana yang tidak. Teori ini tidak menanyakan suatu tindakan melainkan berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimilki seseorang agar disebut sebagai manusia utama dan sifat-sifat karakter yang mencerminkan manusia hina. Karakter/sifat utama didefinisikan sebagai watak yang melekat pada diri seseorang dan memungkinkan orang tersebut bertingkah laku dengan moral yang baik. Manusia hina adalah manusia yang selalu melakukan tingkah laku buruk secara amoral. Sifat keutamaan, antara lalin: kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan hati. Untuk pelaku bisnis, sifat utama yang perlu dimiliki ialah: kejujuran, kewajaran, kepercayaan, dan keuletan.

6)      Teori Etika Teonom
Setiap manusia memiliki tujuan kebahagiaan yang bersifat duniawi, selain itu manusi beragama juga memiliki tujuan memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Tuhan dan dianggap tidak baaik jika tidak mengikuti aturan (melanggar) aturan dalam kitab suci.

d.      Egoisme
Menurut Rachel (2004), egoisme memiliki dua konsep, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoism psikologis adalah teori yang menyatakan bahwa tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat didi (sef service). Menurut teori ini, setiap manusia hanya peduli pada dirinya sendiri, semua tindakan manusia yang terkesan luhur atau suka berkorban hanya sebuah ilusi. Tidak ada tindakan yang sungguh untuk peduli pada orang lain dan mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan diri sendiri (altruism).
Egoism etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest). Tindakan berkutat diri memiliki ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedakangan tindakan mementingkan diri sendiri tidak tentu akan merugikan kepentingan orang lain. Berikut ini adalah pokok pendangan egoism etis:
a)      Egoism etis berkeyakinan kepentingan diri adalah satu-satunya tugas.
b)      Egoisme etis tidak membela kepentingan diri sendiri maupun kepentingan orang lain.
c)      Egoisme etis tidak menyatakan untuk menghindari menolong orang lain.
d)  Bisa saja tindakan menolong orang lain dianggap sebagai tindakan menolong diri sendiri (memenuhi kepentingan diri) karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut bertautan dengan kepentingan diri sendiri.
e)  Tindakan menguntungkan orang lain dianggap benar apabila tindakan tersebut juga menguntungkan diri sendiri.

2.      Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah: pengendalian diri dan pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) jelaskan! Yang dimaksud dengan pengendalian diri adalah sikap dimana seorang pebisnis dapat mengatur dirinya sendiri untuk tidak melakukan tindak kecurangan dalam berbisnis. Setiap orang yang berbisnis pasti menginginkan keuntungan, bukan kerugian, tetapi tidak berarti seseorang pelaku bisnis harus mendapatkan keuntungan meski dengan melakukan kecurangan. Sedangkan pengembangan tanggung jawab (social responsibility) adalah suatu sikap dimana pelaku bisnis harus peduli terhadap keadaan masyarakat sekitar. Bentuk kepedulian pelaku bisnis terhadap masyarakat sekitar bukan hanya berupa sumbangan uang atas nama perusahaan, seperti memberikan beasiswa, perbaikan jalan, menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Bukan hanya itu saja, pelaku bisnis diharapkan tidak menggunakan kesempatan seperti excess demand untuk menjual dengan harga tinggi agar mendapatkan keuntungan berlipat kali ganda. Jadi pelaku bisnis diharapkan dapat mengembangakan dan memanifestasikan tanggung jawab terhadap masyarakat meskipun memiliki kesempatan-kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

References: