Wednesday, November 13, 2013

Perkembangan Perekonomian Indonesia

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Nama  : Meilia Theolifanny
Kelas  : 3EB18
NPM  : 24211396
Tugas  : Membuat artikel dengan tema "Perekonomian Indonesia" menggunakan pola deduktif dan induktif


Deduktif

Bank Indonesia memperkirakan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh melambatnya perekonomian global dan inflasi yang terjadi dalam negeri. Meskipun ekspor telah tumbuh positif, namun belum cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi karena masih lemahnya permintaan ekonomi global. Ekspor yang belum kuat dan melemahnya daya beli akibat inflasi yang meningkat berpengaruh pada perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan.

Melambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia harus direspon cepat baik oleh pemerintah maupun oleh pengusaha. Respon yang cepat terhadap melambatnya pertumbuhan perekonomian dapat mencegah berlanjutnya penurunan perekonomian yang dapat menimbulkan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan penduduk.


Terdapat kebijakan-kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk merespon lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. Kebijakan tersebut antara lain adalah: menetapkan pajak barang mewah lebih tinggi untuk mobil dan barang impor bermerek, memberikan insentif bagi industri padat karya, berkordinasi dengan BI untuk menjaga gejolak harga dan inflasi, dan mengefektifkan sistem layanan perizinan investasi.


Induktif
Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan “Penyelamatan Ekonomi”. Dalam paket kebijakan penyelamatan ekonomi tersebut termasuk di dalamnya kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter untuk mengatasi gejolak pelemahan rupiah yang sempat mencapai Rp 11.000 per US Dollar. Tujuan akhir dari paket kebijakan ini tentunya bukan sekedar untuk mencegah agar rupiah tidak melemah lagi, melainkan untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Pasca tahun 2011 harga-harga komoditas dunia, termasuk minyak kelapa sawit dan batu bara sebagai andalan utama ekspor Indonesia, menurun. Nilai ekspor Indonesia kemudian tertekan dan ditambah oleh meningkatnya arus impor, neraca perdagangan nasional akhirnya menjadi defisit. Nilai ekspor menurun, nilai impor meningkat, dan neraca perdagangan defisit inilah yang perlahan menggerus pertumbuhan ekonomi hingga pada kuartal 2013 mencapai 5.8% saja.
Neraca perdagangan menjadi defisit karena harga batubara dan minyak kelapa sawit menurun. Defisit tersebut pada akhirnya menekan pertumbuhan ekonomi sehingga mata uang Rupiah melemah dengan sendirinya sebagai refleksi atas perlambatan pertumbuhan ekonomi. Jadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang memnyebabkan Rupiah melemah.
Untuk mencegah Rupiah semakin melemah marilah kita mengurangi konsumsi impor kita dengan menggunakan produk hasil pribumi, sehingga dengan sendirinya nilai impor dapat menurun dan neraca perdagangan dapat kembali surplus. Penyelamatan perekonomian harus dilakukan oleh setiap warga Indonesia.

No comments:

Post a Comment