Tugas Softskill Bahasa
Indonesia 2
Nama : Meilia
Theolifanny
Kelas : 3EB18
NPM : 24211396
Tugas : Membuat
artikel dengan tema "Perekonomian Indonesia" menggunakan pola
deduktif dan induktif
Deduktif
Bank Indonesia
memperkirakan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh melambatnya perekonomian global dan inflasi yang terjadi dalam
negeri. Meskipun ekspor telah tumbuh positif, namun belum cukup kuat untuk
menopang pertumbuhan ekonomi karena masih lemahnya permintaan ekonomi global.
Ekspor yang belum kuat dan melemahnya daya beli akibat inflasi yang meningkat
berpengaruh pada perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan.
Melambatnya pertumbuhan
perekonomian Indonesia harus direspon cepat baik oleh pemerintah maupun oleh
pengusaha. Respon yang cepat terhadap melambatnya pertumbuhan perekonomian
dapat mencegah berlanjutnya penurunan perekonomian yang dapat menimbulkan
dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan penduduk.
Terdapat
kebijakan-kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk merespon lambatnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. Kebijakan tersebut antara
lain adalah: menetapkan pajak barang mewah lebih tinggi untuk mobil dan barang
impor bermerek, memberikan insentif bagi industri padat karya, berkordinasi
dengan BI untuk menjaga gejolak harga dan inflasi, dan mengefektifkan sistem
layanan perizinan investasi.
Induktif
Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan “Penyelamatan Ekonomi”. Dalam paket kebijakan penyelamatan
ekonomi tersebut termasuk di dalamnya kebijakan moneter dari Bank Indonesia
(BI) sebagai otoritas moneter untuk mengatasi gejolak pelemahan rupiah yang
sempat mencapai Rp 11.000 per US Dollar. Tujuan
akhir dari paket kebijakan ini tentunya bukan sekedar untuk mencegah agar
rupiah tidak melemah lagi, melainkan untuk
menyelamatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Pasca tahun 2011 harga-harga komoditas dunia, termasuk
minyak kelapa sawit dan batu bara sebagai andalan utama ekspor Indonesia,
menurun. Nilai ekspor Indonesia kemudian tertekan dan ditambah oleh
meningkatnya arus impor, neraca perdagangan nasional akhirnya menjadi defisit. Nilai ekspor menurun, nilai impor
meningkat, dan neraca perdagangan defisit inilah yang perlahan menggerus
pertumbuhan ekonomi hingga pada kuartal 2013 mencapai 5.8% saja.
Neraca perdagangan menjadi defisit karena harga batubara
dan minyak kelapa sawit menurun. Defisit tersebut pada akhirnya menekan
pertumbuhan ekonomi sehingga mata uang Rupiah melemah dengan sendirinya sebagai
refleksi atas perlambatan pertumbuhan ekonomi. Jadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang memnyebabkan Rupiah melemah.
Untuk mencegah Rupiah semakin melemah marilah kita
mengurangi konsumsi impor kita dengan menggunakan produk hasil pribumi,
sehingga dengan sendirinya nilai impor dapat menurun dan neraca perdagangan
dapat kembali surplus. Penyelamatan perekonomian
harus dilakukan oleh setiap warga Indonesia.
No comments:
Post a Comment