1.
Apa yang dimaksud dengan Whistle Blowing? Jelaskan!
Jawaban:
Whistle
blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang
karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau
atasannya kepada pihak lain. Pihak yang dilapori itu bisa saja atasan yang
lebih tinggi atau masyarakat luas. Yang menjadi persoalan adalah bahwa whistle
blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan. padahal
kedua hal tersebut tidak sama. Rahasia perusahaan adalah sesuatu yang
konfidensial dan memang harus dirahasiakan, serta pada umumnya tidak menyangkut
efek yang merugikan apapun bagi pihak lain, entah itu masyrakat atau perusahaan
lain. Whistle blowing umumnya menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan
baik perusahaan sendiri maupun pihak lain, dan yang kalau dibongkar memang akan
mempunyai dampak yang merugikan perusahaan, paling tidak merusak nama baik
perusahaan tersebut.
Whistle
blowing dibagi menjadi dua, yaitu whistle blowing internal dan whistle blowing
eksternal. Whistle internal terjadi ketika
seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian
melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya. Whistle blowing eksternal
terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh
perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan
merugikan masyarakat.
2.
Sebutkan alasan mengapa terjadi Whistle Blowing?
Jawaban:
Whistle
blowing dalam perusahaan dapat disebut sebagai perilaku menyimpang tipe O jika
termotivasi oleh identifikasi perasaan yang kuat terhadap nilai dan misi yang
dimiliki perusahaan dengan kepedulian terhadap kesuksessan perusahaan itu
sendiri. Sedangkan tindakan whistle blowing yang termotiviasi atas ‘pembalasan
dendam’ dikategorikan sebagai perilaku menyimpang tipe D karena ada usaha untuk
menyebabkan suatu bahaya. Perilaku whistle blowing berkembang atas beberapa alasan.
Pertama, pergerakan dalam perekonomian yang berhubungan dengan peningkatan
kualita pendidikan, keahlian, dan kepedulian sosial dari para pekerja. Kedua,
keadaan ekonomi sekarang telah memberi informasi dan kemudahan berpublikasi
menuntun whistle blowing sebagai fenomena yang tidak bisa dicegah atas
pergeseran perekonomian ini (Rothschild & Miethe, 1999). Perilaku whistle
blowing dapat terjadi sebagai akibat dari penanaman nialai yang kuat atas suatu
organisasi, mencakup bagaimana dan apa nilai-nilai serta budaya yang terdapat
dalam organisasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosial dan budaya
organisasi merupakan pegaruh yang kuat terhadap terjadinya whistle blowing.
Whistle
blowing dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Whistle
blowing internal
Terjadi ketika seorang karyawan
mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan
tersebut kepada atasannya.
b. Whistle
blowing eksternal
Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui
kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat
karena kecurangan u=itu akan merugikan masyarakat. Biasanya tipe ini melaporkan
segala tindakan melanggar hokum kepada media, penegak hokum, atau pengacara,
bahakan agen-agen pengawas praktik korupsi ataupun institusi pemerintahan
lainnya.
3.
Apa yang dimaksud dengan Creative Accounting? Jelaskan!
Jawaban:
Creative
Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan
pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan
menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd,
1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti
manajer, akuntan (sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang
melibatkan akuntan dalam proses creative accounting karena profesi ini terikat
dengan aturan-aturan profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll.
Creative
accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan
keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan
metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam
suatu periode ke periode yang lain).
4.
Apa yang dimaksud dengan Fraud Accounting?
Jawaban:
fraud
didefinisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah dikembangkan lebih
lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Black’s Law Dictionary Fraud
menguraikan oengertian fraud mencakup segala macam yang dipikirkan manusia, dan
yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain
dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang
tidak terduga, penuh siasat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah
perbuatan curang yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti. Berdasarkan
definisi dari The Institute of Internal Auditor (IIA), yang dimaksud dengan
fraud adalah “An array of irregularities and illegal acts characterized by
intentional deception”: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar
hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.
Sedangkan
menurut Alison (2006) , Fraud (kecurangan) sebagai bentuk penipuan yang
dilakukan dengan sengaja yang akan menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh
pihak yang dirugikan tersebut dan akan memberikan keuntungan bagi pelaku
kecurangan . Kecurangan dalam akuntansi dapat berupa penggelapan kas atau
aktiva lainnya, pemalsuan fakta yang mengakibatkan kerugian keuangan dan
kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan.
5.
Carilah kasus tentang fraud accounting!
Jawaban:
Frank
Dorrance, seorang manajer audit senior untuk Bright and Lorren,CPA baru saja
diinformasikan bahwa perusahaan berencana untuk mempromosikannya menjadi
rekanan pada 1 atau 2 tahun ke depan bila ia terus memperlihatkan tingkat mutu
yang tinggi sama seperti masa sebelumnya. Baru saja Frank ditugaskan untuk
mengaudit Machine International sebuah perusahaan grosir besar yang mengirimkan
barang keseluruh dunia yang merupakan klien Bright and Lorren yang bergengsi.
Selama audit, Frank menentukan bahwa Machine International menggunakan metode
pengenalan pendapatan yang disebut “tagih dan tahan” yang baru saja
dipertanyakan oleh SEC. Setelah banyak melakukan riset, Frank menyimpulkan
bahwa metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Ia
membahas hal ini dengan rekanan penugasan yang menyimpulkan bahwa metode
akuntansi itu telah digunakan selama lebih dari 10 tahun oleh klien dan
ternyata tepat. Frank berkeras bahwa metode tersebut tepat pada tahun
sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini. Frank
menyadari tanggung jawab rekan itu untuk membuat keputusan akhir, tetapi ia
merasa cukup yakin untuk menyatakan bahwa ia merencanakan untuk mengikuti
persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas
kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya. Rekan itu memberitahukan
Frank bahwa ia tidak akan mengizinkan pernyataan demikian karena potensi
implikasi hukum. Namun, ia mau menulis sebuah surat kepada Frank yang
menyatakan bahwa ia mengambil tanggung jawab penuh untuk keputusan akhir bila
timbul suatu permasalahan hukum. Ia menutup dengan mengatakan, “Frank, rekan
harus bertindak seperti rekan. Bukan seperti meriam lepas yang berusaha untuk
membuat hidup menjadi sulit bagi rekan mereka. Anda masih harus bertumbuh
sebelum saya merasa nyaman dengan anda sebagai rekan.”
Solusi
:
Pada
kasus di atas, kita dapat menggunakan pendekatan enam langkah untuk
menyelesaikan dilema etis tersebut, antara lain:
1. Terdapat
fakta-fakta yang relevan.
Dalam kasus ini, fakta-fakta tersebut
adalah: Metode pengenalan pendapatan yang digunakan Machine International
merupakan metode yang dipertanyakan oleh pihak SEC. Setelah melakukan riset,
Frank menemukan bahwa metode tersebut tidak sesuai bagi Machine Internatioal.
Frank mengetahui bahwa metode tersebut memang tepat pada tahun sebelumnya
tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini. Frank merencanakan untuk
mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas
kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya. Rekannya meminta Frank
agar sependapat dengan dirinya untuk menyetujui penggunaan metode tersebut
karena metode tersebut telah digunakan selama bertahun-tahun dan diyakini
ketepatannya. Rekannya menawarkan surat pernyataan bahwa bila terjadi suatu
permasalahan hukum, maka ia mengambil tanggung jawab penuh akan hal tersebut.
2. Mengidentifikasi
isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut.
Isu etika dari dilema tersebut adalah
apakah merupakan hal yang etis bagi Frank untuk mengeluarkan pernyataan bahwa
ia tidak setuju dengan keputusan rekannya mengingat rekan merupakan orang yang
membuat keputusan akhir serta berada di atas kedudukannya saat ini sebagai
manajer senior.
- Konsekuensi dari setiap alternatif :Jika ia menyetujui pendapat dan tawaran surat pertanggung jawaban dari rekannya kemungkinan hal ini dapat berpengaruh besar bagi hasil audit ini nantinya. Jika timbul permasalahan hukum maka hal ini dapat membuat perusahaanya (Bright and Lorren,CPA), rekannya, dan ia sendiri dituntut oleh kliennya karena melakukan kesalahan selama pelaksanaan audit.
- Tindakan Yang tepat. Keputusan sepenuhnya berada di tangan Frank, tentunya ia harus mempertimbangkan masak-masak akan dilema yang diadapinya saat ini. Secara ekstrim, jika ia tetap menjunjung akan SPAP dan PSAK maka ia akan tetap menuliskan ketidak setujuannya akan keputusan rekannya dalam menangani kasus tersebut mengingat metode akuntansi yang digunakan klien tidaklah sesuai dengan aturan yang diberikan SEC. Namun jika ia menyetujui pendapat rekannya maka kemungkinan ia akan memperoleh kedudukannya sebagai rekan yang akan ia peroleh 1 atau 2 tahun ke depan serta adanya pandangan bahwa ia telah menunjukkan sikap menghargai dan menghormati keputusan rekannya. Sementara di satu pilihan lainnya Frank dapat memilih untuk tidak melakukan kegiatan penugasan tersebut melihat adanya risiko yang cukup besar pada hasil auditnya nanti.
References:
Pustaka Filsafat ETIKA BISNIS,
Tuntunan dan Relevansinya By Dr. A. Sonny Keraf
http://sutrisno-amsir.blogspot.com/2013/01/beberapa-contoh-kasus-audit.html
No comments:
Post a Comment